Misteri Temuan Baru Kerangkeng Belakang rumah Bupati Langkat

Teka- teki pemakaian kerangkeng manusia seragam penjara di lahan balik rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara, Terbit Rencana Perangin Angin mulai terkuak satu per satu.

Keberadaan kerangkeng tersebut terungkap dikala regu Komisi Pemberantasan Korupsi( KPK) menggelar pembedahan tangkap tangan( OTT) di rumah politikus Partai Golkar itu.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Panca Putra Simanjuntak mengklaim kerangkeng di rumah Terbit digunakan selaku tempat rehabilitasi para pecandu narkoba yang telah berlangsung sepanjang 10 tahun.

” Serta nyatanya dari hasil pendalaman kita memanglah itu merupakan tempat rehabilitasi yang terbuat oleh yang bersangkutan secara individu serta telah berlangsung sepanjang 10 tahun. Buat merehabilitasi korban narkoba. Aktivitas itu telah berlangsung 10 tahun. Itu individu belum terdapat izinnya,” kata Panca.

Terbit pula pernah menarangkan aktivitas pembinaan para pecandu narkoba di rumahnya. Para pecandu itu ditempatkan di kerangkeng seragam penjara tersebut.

Tetapi, Pimpinan Pusat Riset Migrasi Migrant Care, Anis Anugerah berkata kerangkeng di rumah Terbit diucap selaku tempat rehabilitasi narkoba cumalah kedok buat menjauhi hukuman. Dia memperhitungkan kerangkeng tersebut digunakan buat aplikasi perbudakan modern.

” Jadi kerangkeng itu senantiasa wujud perbudakan modern, walaupun katanya buat rehabilitasi narkoba,” kata Anis dikala dihubungi CNNIndonesia. com, Rabu( 26/ 1).

Polda Sumut, Komnas HAM, sampai LPSK ikut menyelidiki keberadaan kerangkeng tersebut. Dari penyelidikan dini, ratusan orang sempat menghuni kerangkeng tersebut. Tidak hanya itu, para penunggu pula mempunyai catatan kriminal.

Ratusan Orang Jadi Penghuni

Kapolda Sumatera Utara, Irjen Panca Putra Simanjuntak berkata dari penyelidikan yang dicoba sampai saat ini, dikenal terdapat 656 orang yang sempat menghuni bangunan berkerangkeng di dalam rumah individu Terbit.

” Kita pula dalami terpaut dokumen yang berkaitan dengan penitipan orang masuk ke situ. Penyidik telah memperoleh totalnya terdapat 656 orang semenjak tahun 2010,” kata Panca, Sabtu( 29/ 1).

Penunggu Natural Cedera Lebam

Migrant Care menyebut terdapat 40 orang pekerja kelapa sawit di 2 kerangkeng di Rumah Bupati Langkat. Para pekerja itu diprediksi hadapi kekerasan berbentuk pemukulan.

” Para pekerja yang dipekerjakan di kebun kelapa sawitnya kerap menerima penyiksaan, dipukuli hingga lebam- lebam serta sebagian hadapi luka- luka,” kata Anis.

Diucap buat Penjudi serta Pencuri

Wakil Pimpinan Lembaga Proteksi Saksi serta Korban( LPSK) Edwin Partogi Pasaribu berkata grupnya menciptakan kenyataan lain dikala melaksanakan investigasi langsung. Kerangkeng manusia yang diklaim selaku tempat rehabilitasi itu tidak seluruhnya ditempati para pecandu narkoba. Beberapa penunggu dikenal ialah penjudi serta pencuri.

” Opini yang terbangun, itu merupakan tempat pembinaan pecandu narkotika. Tetapi kenyataan yang kami temukan di lapangan, terdapat data tidak seluruh pecandu narkotika. Mereka merupakan orang orang dari bermacam latar balik. Terdapat yang penjudi, tidak setia sama istrinya, pencuri. Jadi berbagai berbagai. Sehingga pemakaian diksi rehabilitasi, itu sangat jauh serta tidak pas,” kata Edwin.

 

sumber cnnindonesia